Monday, 11 June 2012

JALANAN ADALAH SEKOLAH


 Jalanan adalah sekolah, menurut gw itu memang pernyataan yang benar karena memang jalanan memberi banyak pelajaran baik yang positif maupun yang negatif dan itu semua tergantung diri kita sendiri mau ambil yang mana. Ada beberapa alasan kenapa gw memposting video ini di blog FRONTLINE yang mungkin video ini tidak banyak kaitannya dengan BMX, tapi menurut gw judul dan lirik dari lagu tersebut sangat mengajarkan gw untuk idealis dan gak harus menunggu jadi orang kaya dulu baru idealis, tapi bagaimana kita dapat melangsungkan hidup dengan berpegang pada idealisme yang kita yakini. 
Video tersebut menampilkan kegiatan sebuah komunitas punk ( TARING BABI ) MARJINAL yang gw yakini sebagai real punk nya Indonesia,bukan seperti yang terlihat di lampu merah atau terminal yang suka malakin dan naek angkot gak bayar, yang kalian liat itu adalah posser yang berattitude punk, mungkin mereka sudah merasa menjadi seorang punk dengan atribut seperti " Boots, jaket kulit, spike, celana street dengan tempelan emblem , dan berambut mohawk " dan karena penampilan mereka yang ala punk yang menimbulkan stigma negatif terhadap komunitas punk. 
Punk dengan slogan DIY ( do It Yourself ) mengajarkan gw untuk hidup mandiri, kreatif sehingga kita tidak menjadi budak kapitalis. Punk juga membawa ideologi Anarchy atau anarkisme yang di negara kita disalah artikan sebagai tindakan kekerasan Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri, tapi tetap ada batasan atau norma2 yang mengatur kehidupan sosial sehingga tidak terjadi kekacauan. 
tujuan dari artikel ini adalah ingin mengubah stigma negatif terhadap komunitas punk sehingga kita dapat hidup berdampingan dengan mereka dan tidak merendahkan mereka. disini gw juga ingin protes kepada para pengamen yang menyayikan lagu lagu punk dengan ritme yang sangat pelan dan lembek seperti lagu lagu melayu yang lagi trend, tapi nyanyikanlah dengan ritme yang cepat dan suara yang lantang.
OI..OI...!
terima kasih...!


sumber http://frontlinebmx.blogspot.com/2012/03/jalanan-adalah-sekolah.html

HUT RI KE 66 DESA KEMIRIOMBO KECAMATAN KALIWIRO WONOSOBO


HUT RI KE 66 DESA KEMIRIOMBO KECAMATAN KALIWIRO

WONOSOBO


memperingati HUT RI Desa kemiriombo mengadakan berbagai lomba-lomba antara lain 

 Turnamen KADES CUP ,K3 ,lomba taman,lomba Koor ,(wonosobo Asri Dan Puri Gedeh )dan lomba kudapan Non beras non gandum.  Semua perlombaan sudah dilaksanakan sesui jadwal masing-masing

    Pertandingan sepak bola dilaksanakan pada tanggal 26 Juni -15 Juli 2011

   

  Juara 1. Satria muda (pengempon )

  Juara 2 : SroongPas (kembangkantil)

 Juara 3 : Kompas (gambarsari )

 Juara 4.Aster ( nyamatan )




    Lomba Koor ( wonosobo Asri dan Puri gedeh)
Juara 1. Rt 09  Rw 02  ( Gambarsari)

Juara 2. Rt 23  Rw 03  (  Pengempon)

Juara 3.Rt 13 Rw 02 (Gambarsari )


Lomba K3 ( Kesehatan,Kebersihan,Keindahan)

Juara 1.Rt  09 Rw  02 (Gambarsari)

Juara 2.Rt  21 Rw  03 (Pengempon)

Juara 3.Rt 23 Rw  03 (pengempon )


· 
Lomba Taman

Juara 1. Rt 11 Rw  02 (Gambarsari )

Juara 2.Rt  21 Rw  03 ( Pengempon)

Juara 3.Rt  05 Rw  01 (Tanjungsari) 


Lomba Kudapan (Menu Non beras non gandum)

Juara  1. Rt 22 Rw 03  (Pengempon )
Juara  2. Rt 13 Rw 02  (Gambarsari ) 
Juara  3. Rt  23 Rw 03  (Pengempon) 

Pemberian biasiswa pada anak berprestasi dari SDN : I,II,III  Kemiriombo

Tahun 2010-2011

Daftar anak yang mendapat biasiswa:

SDN Kemiriombo I.

Peringkat  1  UN  : Sumanto Bin Ribut Riswan

Peringkat  2  UN  : Rezqy Restiani Binti Untung Raharjo

 Peringkat  3 UN : Andika anuari Bin Ach. Subhin



SDN Kemiriombo II.

 Peringkat  1 UN  : Laola Indah Nur cahyani  Binti M.Wahyudi

 Peringkat  2 UN  : Etika Sari Binti Ach. Wahidin

 Peringkat  3 UN  : Adi wicaksono  Bin Sastro Widodo

SDN Kemiriombo III.

 Peringkat  1 UN  : Much.Ghoirun masrif Bin Nurochman

 Peringkat  2 UN  : Ervina Setyaningrum  Binti Kustanto

 Peringkat  3 UN  : Adi Maylinda binti Gunawan

Semua kegiatan perlombaan diajukan karena bertepatan dengan bulan suci ramadhan,dan dari semua perlombaan telah sukses dilaksanakan dengan lancar ,dan semua kegiatan ditutup dengan Tasyakuran pada tanggal 27  Juli 2011
Evaluasi 10 Program Pokok PKK Tingkat Provinsi TP PKK KABUPATEN WONOSOBO MASUK NOMINASI 10 BESAR  EVALUASI TNGKAT PROVINSI JAWATENGAH
Pada hari Kamis  9 Desember 2010  telah dilaksanakan acara  penerimaan Tim evaluasi 10 Program Pokok PKK Tingkat Provinsi Jawa Tengah  . Tim diterima  oleh Bupati Wonosobo  Drs. H.A Kholiq Arif , M.S.i,  Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo Ny. Hj. Aina Kholiq Arif  beserta  Jajaran  Dewan Penyantun TP PKK kabupaten Wonosobo. Dalam sambutannya Bupati Wonosobo menjelaskan bahwa keberadaan PKK di Kabupaten Wonosobo sangat membantu pemerintah , karena melalui 10 Program Pokok PKK nya yang mencakup semua bidang pembangunan yakni pendidikan , kesehatan , pemberdayaan ekonomi kerakyatan , lingkungan dsb mampu mendukung tercapainya target target pembangunan daerah yang tengah dilaksanakan khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan  masyarakat. Selain itu beliau juga menyatakan , dengan masuknya TP PKK Kabupaten Wonosobo sebagai nominator 10 besar tingkat Provinsi Jawa Tengah , selaku pimpinan daerah beliau sangat apresiatif dan berharap banyak agar hal ini dapat di apresiasi positif pula oleh Tim Evaluasi provinsi Jateng yang pada kesempatan itu hadir .  Selanjutnya Tim evaluasi  menuju ke kantor TP PKK Kabupaten Wonosobo untuk mengevaluasi  data  dan melihat sejauh mana kemajuan TP PKK Kabupaten Wonosobo . Pada kesempatan tersebut Tim juga melakukan tinjauan wilayah di desa Binaan yaitu Desa Kemiriombo Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo.dan atas kerjakeras semua pihak mulai dari rt rw dawis TPPKK tengakat Desa ,kecamtan ,kabupaten Desa Kemiriombo jadi yang terbaik diantara 10 desa sejawatengah,dan atas nama pemerintahan desa mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas semua bantuan baik tenaga,pikiran,dan segalanya,dan semoga desa kemiriombo untuk tahun yang akan datang akan tetap menjadi desa yang terbaik.  


MENGENALI DESA KEMIRIOMBO KALIWIRO WONOSOBO


MENGENALI DESA KEMIRIOMBO KALIWIRO 
KEPALA DESA BP. PRATIKNO

KEMIRIOMBO KECAMATAN KALIWIRO

Desa Kemiriombo salah satu desa di Kecamatan Kaliwiro yang memiliki ruas jalan berkategori baik (beraspal). Dari keseluruhan jalan penghubung antar dukuh di desa Kemiriombo hanya jalan Ky Tanjung yang belum beraspal namun kondisi jalan tersebut cukup baik kendati hanya dirolak.

Nah bagi anda yang ingin jalan- jalan mengitari Desa Kemiriombo, semenjak bulan November 2010 sepuluh ruas jalan di desa Kemiriombo telah ditandai dengan nama jalan dengan harapan memudahkan pengunjung dari luar daerah untuk mencari alamat. Dengan bekerjasama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo-Surakarta telah dirintis pemasangan nama-nama jalan di desa Kemiriombo Kecamatan Kaliwiro. Berikut nama- nama Jalan yang telah digagas oleh Bapak Pratikno (kades) dan didukung lembaga serta masyarakat setempat. Selengkapnya seperti berikut ini :

1.JALAN KYAI TOPONG

Ruas jalan ini menghubungkan dukuh Larbuk dengan dukuh /dusun Tanjungsari. Jalan ini berpangkal di jalan raya lintas Wonosobo – Kebumen dan berbatasan langsung dengan Desa Tanjung anom Kaliwiro. Dan Kyai Topong ini bermuara pada Jalan Kyai Tanjung.

Panjang jalan ini kurang lebih 500 meter. Karakter berkelok naik-turun namun tidak membahayakan.dijalan ini anda melintasi Rt 01dan Rt 02 Rw 01, juga bila anda ada waktu anda dapat menikmati dan melihat langsung proses pembuatan gula jawa,dan bahkan anda dpat memesan makanan khas kaliwiro yaitu cimllung yang memang di wilayah ini sudah terkenal,anda dapat langsung kerumah bpak kholisin,beliau kebetulan juga sebagai ketua Rt 02 Rw 01,penasaran silalahkan mencoba

2. JALAN KYAI TANJUNG

Ruas jalan ini berpangkal dari Jembatan Kali Kemukus masuk Tanjungsari hingga bermuara di jalan lintas Kaliwiro – Kebumen dekat gardu pandang Dempes. Kyai Tanjung kendati belum beraspal namun kondisi jalan itu cukup baik.


3. JALAN PASAR
Ruas jalan ini berpangkal di jembatan Kaliwiro dekat pasar Kaliwiro menuju Balai Desa Kemiriombo. Danamakan jalan pasar karena ruas jalan ini menyusuri tepi barat pasar Kecamatan Kaliwiro.

4. JALAN KYAI RUJAK BELING

Jalan ini berpangkal dari depan pintu barat Pasar Kaliwiro (depan rumah Bapak Sukarno mantan KS SD Kemiriombo) hingga Ndhadhah wilayah Leksono. Konon jalan Kyai Rujakbeling ini merupakan jalan utama ke Wonosobo dan bermuara di Cumbring Leksono . Dari lintas jalan inilah mobilitas hasil bumi Kaliwiro (Kelapa dan hasil bumi lainnya) keluar dari Kec.Kaliwiro dan merupakan jalan terpanjang di Desa kemiriombo.juga jala ini ada rencana mau diperbaikai oleh pemerintah kabupaten wonosobo pada tahun 2013/2014

5. JALAN KYAI SALIM

Jalan ini berpangkal dari tepi selatan pasar Kaliiwiro hingga ke pekuburuan “BRAOL” dan bermuara di Jalan Brigjend R.Heru Gunadi. Panjang jalan ini sekitar 300 meter.melintasi rt 12,dan 14.dijalan ini terdapat pemakaman“BRAOL”tempat bersemayamnya mantan-mantan kepala Desa kemiriombodiantaranya:

6.JALAN BRIGJENDR. HERU GUNADI

Tampak Jalan Brigjend R. Heru Gunadi Kemiriombo

Jalan ini berpangkal dari ruas Jalan Selomanik tepatnya dari pertigaan dekat rumah Bapak As’ari hingga hutan Situkup berbatasan dengan desa Kaliputih Kecamatan Selomerto. Dan jalan ini bermuara di jalan penghubung Kecamatan Kaliwiro dengan Kecamatan Selomerto via Wonongsari. Ada yang unik mengapa ruas jalan ini mempunyai nama yang cukup keren yakni Brigjen R. Heru Gunadi. Hal ini karena di ujung jalan ini berdomisili Keluarga besar Brigjend R. Heru Gunadi (Buyut Wonosomenggolo) sesepuh desa Kemiriombo.jln ini melintasi rt 13,14, dan 15.dijalan ini juga terdapat lapangan sepak bola,

7. JALAN LEMAH ABANG

Dikatakan lemah abang karena badan jalan ini bertanah merah. Praduga penulis di area ini mungkin tersedia bahan dasar keramik bermutu tinggi. Namun hingga kini aset ini belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat sekitar. Jalan ini berpangkal dari jalan Brigjen R Heru Gunadi tepat di depan rumah Bapak Bambang HR (mantan sekdes Kemiriombo) hingga bertemu dengan jalan Kyai Kidung. jalan ini hanya melintasi 1 Rt yaitu Rt 17 .dan bila anda ingin bertemu dengan salah satu sesepuh desa kemiriombo mantan sekdes kemiriombo periode tahun 1955-1965(bpk kayat sudarsono) .

8. JALAN KYAI KIDUNG

Jalan Kyai Kidung Kemiriombo

Jalan Kyai Kidung inilah ruas jalan yang berpangkal dari jalan Selomanik tepatnya di depan rumah Bapak Soewardi Alm(Mantan Kapolsek Kaliwiro) Siton Kemiriombo hingga ke Dusun Kalipenggung (berbatasan dengan desa Sukoreno). Di tepi jalan ini terdapat SD Negeri 1 Kemiriombo Kecamatan Kaliwirodan RA Masyithoh yang dikelola yayasan Muslimat -Fatayat NU.melintasi rt 21,22,19,18 sampai berahir rt 16.jalan ini kondisinya sangat baik hanya dipenghujung jalan ini saat memasuki rt 16 tanjaan dapan pemakaman umum kyai kidung  kondisinya belum beraspal.(rolak) jalan ini juga potensi membawa hasil-hasil bumi, juga bila anda ingin datang untuk melihat kerajinan idep palsu dirt 16 ini anda dapat melihat langsung proses pembuatan idep palsu ini.juga kebetulan pengelola  kerajinan ini adalah ketua rt 16 (bpk.Triyono .)

9. JALAN KYAI SOBIT
Dari pertigaan doglig (150 m barat jembatan perbatasan Kemiriombo Sukoreno) atau berpaangkal di jalan Selomanik hingga bermuara di jalan Kyai Kidung inilah jalan Kyai Sobit terbentang sepanjang kurang lebih 500m. Jalan ini menghubungkan Desa Kemiriombo dengan Desa Sukoreno Kecamatan Kaliwiro.jalan ini kondisinya belum beraspal.melintasi rt 20 .untuk saat ini pemerintah Desa berupaya mengajukan kepemerintah kabupaten untuk segara mengaspal jalan ini.

10. JALAN KYAI NYAMAT
Ruas jalan ini menghubungkan Dusun Gamblog/Gambarsari berpangkal di jalan Kyai Rujak Beling atau di sebelah pondok AL-MUQORROBAH PRING SEWU   menyusuri Dusun Nyamatan hingga bermuara di jalan Kyai Tanjung.jalan ini melintasi rt 06,07,08. juga dijalan ini ada SD 3 kemiriombo dan PAUD mekarsari 2 .

Selanjutnya dijelaskan bahwa 8 dari 10 nama jalan seperti tertulis di atas adalah tokoh Desa Kemiriombo. Dari ke 8 nama jalan tersebut ada peninggalan makamnya kecuali makam Kyai Salim yang sudah tak dapat dilihat keberadaanya. Untuk mewujudkan cita-cita dan sekaligus bentuk penghormatan terhadap para pendahulu Deaa Kemiriombo yang telah berjasa Pratikno Kades yang kini menjabat bekerja sama dengan KKN mahasiswa Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo – Surakarta pada bulan November 2010 ini telah membuat papan nama jalan (permanen) yang dipasang disetiap ujung jalan tersebut.

Sementara 2 nama seperti jalan pasar dan jalan Lemah Abang adalah parakarsa dari Kades. Dan disesuaikan dengan kondisi yang ada serta mendapat persetujuan dari lembaga desa yang ada.


SD Negeri 1 Kaliwiro

lomba paduan suara
Salah satu lomba yang di ikuti oleh siswa SD Negeri 1 Kaliwiro yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Wonosobo. Peserta diikuti oleh siswa kelas IV dan V dan mendapat juara II tingkat Kabupaten.








Product #1Lomba MAPSI ke  Tahun 2009 di SD 1 Kaliwiro. Agung Nugroho Kl V SD Kaliwiro
Juara I Lomba Pidato ( Mapsi ) tahun 2009












MAKAM TUMENGGUNG SELOMANIK KALIWIRO


MAKAM TUMENGGUNG SELOMANIK KALIWIRO

Makam Tumenggung Selomanik berada di desa Selomanik Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo.  Jarak dari ibukota Kecamatan + 6 km. Makam ini pertama kali dibangun oleh Jendral Poniman pada tahun 1970, kemudian direhabilitasi oleh Bupati Wonosobo Drs. Sukamto pada tahun 1982. Pada Tahun 2007, makam ini dipugar oleh Menteri Peranan Wanita Republik Indonesia Min Sugandi dengan menelan biaya tak kurang dari Rp 500.000.000,00.

Luas area makam sekitar 500 m2, sementara luas bangunan makam itu sendiri berkisar 120 m2 (lebar 10 m, panjang 12 m). Tokoh-tokoh yang berada dalam makam itu antara lain

* Ki Ageng Tumenggung Selomanik
* Ki Ageng Tumenggung Branjang Kawat
* Ki Ageng Tumenggung Udan Mimis
* Ki Ageng Tumenggung Udan Toko

Menurut juru kunci makam Tumenggung Selomanik (Khaerudin) para pejabat Negara yang pernah berkunjung ke makam Tumenggung Selomanik adalah:

* Jendral Poniman
* Harmoko (Menteri Penerangan era Pemerintahan Presiden Soeharto)
* Suparjo Rustam (Mantan Gubernur Jawa Tengah)
* Bupati Wonosobo (setiap hari jadi Wonosobo/24 Juli)

Kendati makam ini tersohor bagi para pejabat Negara, namun masyarakat umum belum banyak yang berkunjung kesana. Padahal akses jalan menuju lokasi makam cukup baik karena makam tersebut berada pada ruas jalan yang menghubungkan dua kecamatan, yakni Kecamatan Kaliwiro dan Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo.


Read more: http://kaliwiroglobal.webnode.com/panorama/
Create your own website for free: http://www.webnode.com

Panorama BUKIT DEMPES KALIWIRO


Panorama
BUKIT DEMPES KALIWIRO

Bukit Dempes adalah bukit yang amat cantik nan mempesona. Berada di ketinggian + 250-300 dpl menjadikan bukit ini berhawa sejuk, selain itu masih terdapat hutan pinus milik negara yang menambah semilirnya angin berhembus menghelai tubuh kita. Udaranya yang yang sejuk dapat menenangkan pikiran kita jika duduk sambil menatap Kaliwiro yang terbendung diantara barisan pegunungan yang amat cantik.

Bukit indah penghubung yang merupakan jalur penghubung antara kabupaten Wonosobo-Kebumen ini juga akrab dikunjungi masyarakat dari Kaliwiro maupun dari luar Kaliwiro. Tak heran jika terkadang banyak mobil yang melambatkan laju kecepatannya di bukit ini. Juga tampak pemandangan keluarga yang berkumpul menggelar tikar untuk istirahat sejenak sambil menikmati makanan hingga tawa canda ceria yang dipersembahkan bukit dempes.

Bukit ini dapat anda kunjungi kapan saja. jika anda hendak pergi ke kecamatan Kaliwiro anda akan melewati dempes. Nah, alangkah baiknya anda mencicipi panorama alam yang indah di Kaliwiro. Kemudian anda dapat mendeskripsikan kepada rekan-rekan atau keluarga anda di rumah.






Read more: http://kaliwiroglobal.webnode.com/panorama/

Panorama GUNUNG LAWANG Kaliwiro Wonosobo Jawa Tengah Indonesia

Panorama
GUNUNG LAWANG
  
Gunung Lawang adalah pegunungan yang terletak di desa Selomanik Kec Kaliwiro-Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai ketinggian kira-kira 350 dpl. Akses menuju pegunungan ini sangat mudah, yaitu melewati jalur besar yang menghubungkan Kec Kaliwiro dan Kec Kalibawang. Gunung Lawang juga terlihat dari bukit dempes, bahkan dari Kota Wonosobo dan Kec Kertek.
Untuk mencapai puncak Gunung lawang membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit, kita harus melewati hutan pinus dengan kemiringan yang cukup tajam dan jalan yang sempit. Sesampainya dipuncak, kita bisa melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Kita bisa melihat Kaliwiro, gunung-gunung lain seperti Sindoro-Sumbing, Slamet, dll. Jika pada malam hari, kita bisa menikmati pemandangan cantik kota Wonosobo yang dipenuhi cahaya dari puncak ini.
Tertarik? Jika anda suka berpetualang, wisata ini tentu menjadi pilihan.

Read more: http://kaliwiroglobal.webnode.com/panorama/

SMA 1 Kaliwiro Wonosobo

 SMA 1 Kaliwiro, sekilas kamiDSC00086
DSC00086 Kaliwiro merupakan salah satu sekolah menengah yang ada di Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo Jawa Tengah. Berlokasi di dataran tinggi berbukit dan pepohonan yang masih cukup lebat, menjadikan suasana sejuk senantiasa menghampiri sekolah ini setiap hari.

Berdedikasi untuk menjadikan Generasi Berprestasi, seluruh jajaran pendidik beserta staf lainnya senantiasa mengupayakan dapat mendampingi anak-anak dari sebuah kota kecamatan kecil di Kabupaten Wonosobo ini meraih cita-cita luhur mereka.  Semoga, generasi penerus bangsa yang mengenyam pendidikan di SMA ini dapat menyumbangkan pengabdian terbaik mereka kepada bangsa, negara dan agama. Amiin..

Posted By: http://smakaliwiro.wordpress.com/

Pemilihan ketua OSIS baru SMPN 1 Kaliwiro Wonosobo

  Pemilihan ketua OSIS baru
 Setiap tahun menjelang pergantian semester, SMP 1 Kaliwiro mengadakan sebuah kegiatan untuk berlatih berdemokrasi untuk memilih seorang pemimpin siswa khususnya untuk memimpin suatu Organisasi tebesar di sekolah yaitu OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah ).


OSIS memiliki tugas seperti halnya seorang lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif yaitu membuat atau merancang kegiatan, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan, serta mengawasi dan menjaga agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.

Mulai dari tahun 2006/2007 OSIS SMP N 1 Kaliwiro dipimpin oleh seorang anak perempuan dan diwakili oleh seorang anak laki-laki bernama ( Erin Triana Ken Handayani & Wisnu Hardono ). Pada tahun pelajaran 2007/2008 OSIS SMP 1 Kaliwiro dipimpin oleh seorang laki-laki dan diwakili oleh seorang perempuan bernama ( Bara Liswono & Novianti ). Pada tahun pelajaran 2008/2009 OSIS SMP 1 kaliwiro dipimpin seorang laki-laki dan diwakili oleh seorang perempuan bernama ( Septian Eko Prasetyo & Merlita Rusady Isyana Gyhardini ), Dan pada tahun 2009/2010 OSIS SMP 1 Kaliwiro dipimpin oleh seorang anak perempuan dan diwakili oleh seorang anak laki-laki bernama ( Khusnul Khotimah & Suranto ).

               Kinerja OSIS dibawah naungan pembina OSIS dan Kepala Sekolah. Setiap kali membuat dan merancang program, OSIS mengadakan rapat dan melakukan diskusi mengenai program yang akan dibuat setelah itu, ketua OSIS memberi perintah kepada sekretaris untuk membuat Proposal Kegiatan yang selanjutnya di serahkan kepada pembina OSIS untuk disetujui


Keindahan Alam Curug Winong Kaliwiro Wonosobo



Keindahan alam di daerah Kaliwiro Wonosobo, seperti Dieng berhasil menghipnotis jutaan wisatawan yang datang. Kecantikan panorama alamnya hadir dari setiap sudutnya. Salah satu penyempurna keindahan di Kaliwiro Wonosobo adalah Curug Winong.

Sudah pernah ke Dieng tapi belum tentu pernah ke Curug Winong. Sebenarnya, belum banyak yang mengetahui keberadaan air terjun di Desa Winong, Kaliwiro, Wonosobo, Jawa Tengah ini.

Curuk Winong merupakan salah satu mutiara alam yang masih perawan di desa Kaliwiro Wonosobo. Kecantikannya memang menawan. Kalau melihat sekilas, bentuk air terjun ini seperti tempat bermain seluncur. Airnya yang jernih mengalir di dinding batu yang hitam.

Keindahan yang ada di sini semakin sempurna dengan hijaunya pepohonan dan udaranya yang sejuk. Di lokasi ini, wisatawan bisa naik ke atas batu dan melihat aliran airnya dari dekat.

Untuk menuju destinasi wisata alam ini, pengunjung bisa memulai perjalanan dari Kota Wonosobo. Perjalanan tersebut hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit ke arah selatan. Jalur yang akan Anda lewati meliputi Wonosobo, Selomerto, Balaikambang, Winongsari, dan Curug Winong. Tenang saja, akses menuju Curug Winong Kaliwiro tergolong mudah dan nyaman. Akses jalan sudah berupa aspal halus sampai TKP.

Namun, daerah ini kurang dipromosikan sehingga sangat jarang wisatawan yang datang. Sangat disayangkan, ciptaan Tuhan yang masih asli ini tidak banyak dilihat penikmat alam.

Sungguh alam ini sangatlah mempesona, masih asli, dan belum terjamah proyek-proyek manusia. Selain itu, untuk masuk ke Curug Winong Anda tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Tiket masuknya saja hanya Rp 1.000 per orang dan Rp 2.000 untuk parkir sepeda motor.

Menelusuri Bendungan Wadaslintang Wonosobo


Menelusuri Bendungan Wadaslintang Wonosobo

Bendungan-Wadaslintang-http://hargahoteldieng.wordpress.com/
Salah satu kawasan wisata milik Wonosobo adalah Bendungan Wadaslintang. Kawasan ini terletak di ujung selatan kota Asri berbatasan dengan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Menuuju kawasan ini, dari arah Wonosobo harus melewati jalan aspal penuh kelok melewati dua Kecamatan Yakni Selomerto dan Kaliwiro baru sampai di Wadaslintang.

Jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten Wonosobo membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dengan medan jalan tanjakan dan berkelok. Kendati begitu, melakukan perjalanan ke Wadaslintang tidak melelahkan, sebab sepanjang perjalanan di sisi kanan dan kiri pandangan mata kita disuguhi rimbun hijau hutan milik perhutani dan hutan rakyat, yang terlihat indah dan lestari.

Bendungan Wadaslintang dibangun oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menelan waktu cukup lama sekitar 4 tahun, yakni dimulai pada tahun 1983 tahun dan selesai tahun 1987. Kawasan ini sengaja dibangun oleh pemerintah pada saat itu untuk mencukupi kebutuhan irigasi bagi para petani di Wilayah Wonosobo dan Kabupaten kebumen yang mampu mencukupi sekitar 31634 hektar lahan pertanian. Selain itu dari Bendungan ini mampu memasok energi listrik 92 juta KWH per tahun.

Setelah menelan perjalanan sekitar 1,5 jam perjalanan sampai di Dermaga kecil yang masuk wilayah Desa Sumber Rejo. Untuk menikmati Waduk Wadaslintang, rasanya kurang afdhal apabila tidak menelusuri tiap sudut yang dimiliki. Untuk menjangkau semua wilayah itu, kita tidak perlu repot. Sebab, saban hari ada nelayan yang siap menyewakan perahu kayu dan siap memandu ke lokasi yang kita kehendaki.

Pemandangan alam yang dimiliki Bendungan Wadaslintang sungguh mempesona. Hal ini sangat terasa, saat menginjakan kaki di dermaga. Mata kita disambut hamparan air hijau jernih dikepung hutan petani.
Dengan menggunakan perahu kayu alias getek bertenaga diesel. Sepanjang perjalanan, di wilayah selatan bendungan ini terdapat banyak bangunan karamba apung. Usaha ini merupakan kerjasama antara Pemda Wonosobo bersama kelompok petani ikan Wadaslintang yang sudah berjalan sejak 3 tahun lalu. Petani nelayan banyak menghasilkan jenis ikan patin,nila merah dan jenis ikan tawar lain.

air-panas-bersih waduk wadaslintang - http://hargahoteldieng.wordpress.com/

Tedapat Pulau Kecil Ditengah Bendungan, Potensi dibangun lapangan golf dan vila
Usai melewati deretan Karamba Apung, perahu kemudian menyusuri jalan diantara dua bukit kecil. Tak berselang lama sekitar satu kilometer, terdapat pulau kecil penuh rimbun pepohonan yang bentuknya mirip ikan lele. Nelayan menjelaskan bahwa lahan tersebut selama ini belum digarap secara maksimal. Luas lahan tersebut yakni sekitar 180 hektare. Selama ini lahan yang terdapat ditengah-tengah Bendungan tersebut baru di kelola sebagai hutan hijau. Padahal, pulau kecil tersebut sangat mungkin dibangun vila atau lapangan golf, namun pemerintah Kabupaten belum punya cukup dana untuk pengembangan kawasan ini.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, pulau kecil itu berada di depan mata. Ditepi pulau tersebut masih cukup lestari, sepanjang perahu kayu berjalan menyusuri tepi pulau tersebu,t muncul beberapa hewan biawak yang cukup besar merayap dianntara daun hijau air. Sementara di rimbun pepohonan masih terdapat burung gagak putih yang merupakan khas kawasan tersebut.

Pengembangan wisata, pulau kecil tersebut direncanakan akan dibangun vila dan lapangan golf. Sehingga dengan penambahan fasilitas tersebut akan menambah jumlah penggunjung. Dampaknya peluang ekonomi warga sekitar bisa bertambah, karena dengan adanya tamu maka usaha jasa perahu kayu dan board akan laku, tak hanya itu jasa penginapan dan penjualan makanan oleh-oleh juga akan meningkat.

Perjalanan menuju pulau kecil tersebut rupanya belum cukup untuk mengenali kawasan potensial Wadaslintang. Sembari melanjutkan perjalanan sekitar satu jam dari pulau kecil tersebut, masih terdapat pemandangan indah dan lestari serta pemandian air hangat yang bersumber dari bumi.

Mata Air Panas Bersih Ikan Bisa Hidup
Selain Pesona alamnya yang enak dinikmati, di Kawasan Waduk Wadaslintang juga terdapat Sumber mata air panas. Selama ini potensi itu belum dikelola secara maksimal. Padahal sumber mata air itu sangat bisa dikelola menjadi pemandian air panas seperti Kalianget.

Sumber air panas berada di Desa Sumogede. Menuju lokasi ini, bisa dilakukan dengan dua jalur, yakni jalur darat dan serta melalui jalur danau menggunakan perahu bertenaga diesel. Namun menggunakan menjadi pilihan lebih menarik, karena bisa menikmati lebih banyak kekayaan pesona alam yang dimiliki Bendungan Wadaslintang, diantaranya aktivitas para nelayan yang tengah memburu ikan, para petani yang lalu lalang menuju atau pulang dari ladangnya menggunakan getek serta pemandangan hijau diantara bukit- bukit kecil dan kepakan puluhan burung gagak putih yang mempesona.
Jarak tempuh menuju Sumber Kalianget Sumogede membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari pulau kecil ditengah Bendungan dengan menggunakan perahu bertenaga diesel. Sedangkan kalau melalui jalur darat dapat dicapai melalui Desa Kalisat yang tak jauh dari ibu kota kecamatan Wadaslintang menggunakan kendaraan atau ja ojek dengan medan jalan berkelok.

Sumber air panas yang terdapat di Desa Sumogede berbeda jauh dengan sumber air panas di Kalianget Wonosobo. Sebab, meski panas kandungan belerang atau sulfur di sumber tersebut tidak terlalu tinggi. Menariknya lagi airnya jernih dan ikan bisa hidup di air tersebut.Harga Hotel Dieng

Bu Sulimah, Pengusaha dari Pedalaman Kaliwiro Wonosobo


Bu Sulimah, Pengusaha dari Pedalaman Kaliwiro Wonosobo

Hari masih cukup pagi ketika Tamaddun mengkonfirmasi keberadaan wanita ini. Maklum mendekati hari pasaran pahing
(Sebuah hari pasaran dalam penanggalan Jawa) Ibu Sulimah sibuk memburu barang dagangan. Saat ini, ibu yang
berusia hampir 50 tahun ini tak di rumah, ia sedang berkeliling dari satu desa ke desa lainnya. Di setiap desa sudah ada
“anak buah” yang menerima hasil bumi dari para petani.
Pesodongan Kaliwiro, tempat Bu Sulimah tinggal sekitar 15 Km dari kota kecamatan Kaliwiro 40 Km dari Kota
Wonosobo. Di pedalaman inilah ia menjalani usaha dagang hasil bumi sejak 20 tahun silam. Tentu tidak mudah bagi ibu
rumah tangga ini untuk memulai usahanya, mengingat juga wilayah Pesodongan Kaliwiro merupakan dataran tinggi,
antara satu desa dengan desa lainnya terdiri dari bukit dan lembah. Bisa dibayangkan juga, bahwa daerah penghasil
rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, tentu juga masih banyak hutan disana-sini.
Modal Persaudaraan dan Optimis
Perjalanan usaha ibu dua anak ini berawal ketika dirinya kembali dari perantauan di Riau Sumatera Barat. Setelah masa
kontrak habis, dirinya dan sang suami (Prawiro 55 th) memutuskan kembali. Seperti sebelumnya, ia dan suaminya juga
kembali bertani seperti orang kebanyakan di desa tempatnya tinggal. Setahun berlalu, dan di masa-masa inilah ia
melihat peluang. “Kenapa saya tidak menjadi pembeli saja, kenapa justru saya hanya menjual hasil pertanian
kami” kenangnya saat itu.
Meski belum punya gambaran seperti apa menjadi pedagang, terlebih barang-barang hasil bumi, namun berbekal
semangat yang dimiliki semuanya seolah menjadi menarik bukan menakutkan dan menyurutkan niat. Hal itu pulalah
yang kemudian membuat nenek satu cucu ini berpikir darimana uang untuk modalnya. Tali persaudaraan yang erat
membuat keinginan semakin mudah, salah seorang saudara kandungnya meminjamkan perhiasan untuk modal,
syaratnya menjelang hari lebaran bisa dikembalikan. Hitung-hitungan manual segera terbayang dalam diri Bu Sulimah,
“Ya Insya Allah saya bisa” jawabya dengan penuh semangat.
Di akhir tahun 80-an dengan modal sekitar Rp250 ribu tanpa ragu lagi ia memulai usaha. Bingung bagaimana caranya
“kulakan” barang dagangan, mencari langganan, kepada siapa dijualnya, seolah menjadi bumbu bagi
pedagang pemula. Selain kebingungan tersebut, ditambah lagi jauhnya medan yang harus ditempuh ketika
“kulakan” maupun menjual di pasar merupakan tantangan bagi ibu sembilan bersaudara ini. “Dulu
jualan saya masih kecil-kecilan mas, belum ada anak buah yang menjadi pengepul di desa, petani belum yakin apakah
harga beli saya sama dengan standar pasar, bahkan jalannya pun masih rusak dan susah dilewati” kisahnya.
Sebuah pengalaman yang menurutnya tak terlupakan hingga kini, yakni ketika mobil yang kala itu membawa barang
dagangannya hampir saja jatuh ke sisi jalan yang curam, padahal muatannya penuh, kebetulan sore itu juga hujan
deras. “Alhamdulillah, selamat. Sampai sekarang saya masih diberi kesehatan” syukurnya. Membawa
dagangan dari desa sore hari (hari Manis) untuk dijual esok harinya (hari Pahing) memang merupakan kebiasan Bu
Sulimah. Mengingat jarak yang jauh tidak memungkinkan untuk berangkat pagi hari, padahal pasar Panggotan Kaliwiro
tempatnya jualan, telah rame sejak dini hari. Karenanya, ia biasa menginap di pasar sembari menata dagangan.
Meski dulu belum punya “anak buah” sebagai pengepul di desa, dan belum punya langganan pembeli
grosiran, namun kini setiap pasaran pahing, tak kurang dari lima orang pembeli grosiran memburu habis barang
dagangannya. Mereka kebanyakan, pembeli dari beberapa kecamatan di luar Kaliwiro yang akan menjual lagi di warungwarung
atau pasar di daerahnya masing-masing.
Berawal dari Rp250 ribu, kini meski tak mau menyebut jumlah asset usahanya, setiap minggunya ia memutar modal
usaha tak kurang dari Rp10 juta. Dari modal itulah ia akan membawa muatan dagangan satu pickup penuh. Sekali
”kulakan” berisi beras, kelapa, kopi, jagung, cengkeh, pisang, kapu laga, dan rempah-rempah lainnya.
Dengan muatan yang penuh, jarak tempuh yang jauh, medan terjal, dan tenaga bongkar barang ongkos semuanya
Rp150 ribu. ”Untuk ongkosnya, mungkin lebih murah dibanding yang lain, karena kita sudah langganan
lama” jelasnya.
Hampir sama dengan pedagang lain yang tak pernah menghitung pasti secara rinci berapa omzet harian, asset atau
laba yang diperoleh, namun anak ketiga dari sembilan bersaudara ini mengaku untuk harga-harga sekarang misalnya,
harga beli Rp46 ribu/kg ia jual Rp5 ribu/kg, kopi Rp12 ribu/kg dijual Rp13-14 ribu/kg, kelapa Rp400/biji dijual Rp600/biji,
cengkih kering Rp51 ribu dijual Rp52-53 ribu/kg. Bisa dibayangkan jika setiap kali jualan, ia membawa barang satu
pickup penuh dan habis dalam sehari kira-kira berapa keuntungannya. Rasanya, sebanding dengan upaya keras yang ia
kerjakan.
”Saya gak pernah maksa-maksa pada petani mas, saya yakin jatah rezeki sudah diatur, yang penting selama ini
saya berusaha semaksimal mungkin menjaga hubungan kekeluargaan, saya menganggap semuanya adalah kebutuhan
petani. Saya kasihan kalau sampai mereka menunggu saya datang sedang mereka sudah butuh uang, makanya saya
perbolehkan mereka ambil uang dulu pada anak buah saya di desa” ujar ibu yang murah senyum ini.

Tak Hanya Sekedar Membeli
Barangkali cara yang diterapkan oleh Bu Sulimah itulah yang kemudian hingga kini menjadikan banyak petani di wilayah
Pesodongan Kaliwiro ”jatuh hati” padanya. Banyak diantara mereka yang rela menunggu kedatangan Bu
Sulimah, mereka tidak menjual pada pedagang lain apalagi orang luar yang biasanya juga datang untuk membeli.
”Saya sudah kadung enak mas, kalau Bu Imah boleh minta uang dulu dan barangnya dikasih setelah saya
panen, kalau pembeli lain gak boleh mas” terang Sutarmi, salah seorang petani desa Beran Kaliwiro.
Meski niatan awal ingin menolong para petani, namun ditengah jalan tak jarang juga Bu Sulimah pernah mendapat
pengalaman berharga. Tepatnya ketika ada beberapa petani atau penjual yang ternyata tidak menjual barang hasil bumi
kepadanya, melainkan kepada orang lain. ”Justru kalau ada petani yang suka gak jujur, saya malah jadi
pengalaman mas. Saya jadi tahu orang yang mana saja yang sebenarnya menyambut baik niatan saya, yang perkataan
mereka sama dengan hati dan perbuatannya” jelas Bu Sulimah. ”Saya si gak mau marah-marah soal
seperti itu, barangkali memang belum rejeki saya tapi rejeki pedagang yang lain” tambahnya.
Siapa menyangka jika ibu satu cucu ini ternyata lulusan PGA (Pendidikan Guru Agama). Kebanyakan dari teman-teman
seangakatannya lebih memilih guru sebagai profesi yang memang menjadi bidangnya. Tetapi tidak demikian dengan
dirinya, alasannya sederhana, kurang tertarik. ”Gak tahu mas, meski sekolah di PGA tapi rasanya tak ada
bayangan ingin jadi guru, saya malah sekarang lebih menikmati jadi pedagang” ujar Bu Sulimah.
Ibu yang energik ini ternyata punya strategi khusus untuk terus melanggengkan hubungan dengan para petani,
”anak buah”, maupun pembelinya di pasar Panggotan Kaliwiro. Saling menjaga kepercayaan,
persaudaraan, telaten, jujur, sabar dan manis ulate (berucap dengan manis dan santun). Darimana kira-kira strategi ini
berasal? Bukan dari pelatihan atau seminar, bukan pula dari hasil membaca buku. Semuanya itu ia peroleh dari
perjalanan panjangnya meniti karir sebagai pedagang selama 20 tahun. Mulai dari pengecer sampai pemborong, atau
malah bisa jadi kini sebagai “juragan”.
Awal Perkenalan dengan TAMZIS
Bisa menjadi anggota Ijabah (Investasi Berjangka Mudharabah) di TAMZIS sama sekali tak terbayangkan sebelumnya.
Tahun 1999 ketika TAMZIS membuka layanan di Kaliwiro Bu Sulimah masih aktif menjadi anggota di sebuah Bank
Konvensional, “Saya ditawari menabung oleh seorang karyawan TAMZIS yang murah senyum dan
“nyedulur”. Saya pun tertarik karena sikap baiknya itu. Tak tahunya, sekarang malah saya
mempercayakan semuanya pada TAMZIS, saya memindahkan semua tabungan saya di bank umum, bahkan niatan
saya sejak lama untuk berhaji baru kesampaian sekarang itupun lewat TAMZIS” jelas ibu yang telah terdaftar
sebagai Jemaah haji tahun 2012 ini.
Perjuangan panjang untuk mencapai kesuksesan sampai sekarang bukan berarti melalaikan kewajiban yang lain.
Urusan rumah, kegiatan sosial dengan tetangga, dan terlebih kaitannya dengan ibadah selalu diutamakan. Dihari
dimana ia tak turun ke desa untuk “kulakan” ia biasa gunakan untuk ngaji bersama jamaah ibu-ibu.
Kedua anaknya kini telah mapan, putra sulungya telah berkeluarga dan tinggal di Riau, sedang si sulung yang lulusan
akademi kebidanan juga telah kerja. Walaupun belum ada gambaran siapa penerus usaha, namun ia berharap dimasa
mendatang ia bisa memberikan manfaat yang lebih kepada para petani di desa, dan diberikan kesehatan untuk bisa
melaksanakan ibadah haji.

kaliwirogrind.blogspot.com